Dikejar deadline, ditelpon dosen, dan nonton pagelaran wayang
Huu lama ga nulis kaka. Ngapain aja kaka? Biasa sedikit sok
sibuk dengan kuliah. Biar keliatan keren gitu. Masa temennya pada sibuk tugas,
ane sibuk yg lain. Kan ga etis.
Akhir-akhir ini kegiatan ane melarikan diri dari deadline.
Eits bukan lari menghindari tapi mendekati. (bingung kan? Sama). Banyak deadline
yang terus menerus mengejar ane. Mungkin sudah jadi ketetapan ane dikejar-kejar
deadline. Coba kalo deadline.nya ganti cewek. Kan keren hampir tiap hari
dikejar cewek.haha
Kadang ane mikir, kenapa yg ngejar-ngejar itu disebut
deadline yah? Kalau kita pecah “dead” mati. “line” garis. Berarti garis
kematian. Kayaknya rada ngeri juga yah. Coba bayangin ada dosen bilang, “ini
tugas buat kalian, deadline.nya minggu depan” . artinya ini tugas buat
kalian minggu depan dikumpulin kalo ga kalian berada di garis kematian.
hiii
Oke itu semua ngawur bgt. Garing lagi. Naik tingkat ke
crispy lagi.
Disela-sela menghadang badai deadline yang melanda, ada
kejadian yang cukup menarik dan rada absurb . Kenapa? Karena tokoh utama dari
kejadian ini bukan dari ane. Kalo ane sih udah ga menarik karena emang makhluk
aneh.
Gini, pada sebuah siang, pas jam istirahat komting ane sebut
saja namanya Kholid (nama sebenarnya) ditelpon Pak Wahib (dosen psikologi
agama). Tejadilah sedikit obrolan diantara mereka
“halo, nanti jam ke empat ada jam saya?”
Kholid melongo, tanpa ngiler sih. “engggg..ngg..ngg”. Kholid
bingung mau jawab apa.
“oh ini komting semester kemarin yah”
‘iya pak”
“oh ya..ya..ya..yaa”
Kemudian ditutup..tut tut tut..
Kami juga bingung mau bereaksi gimana.
***
Dua hari yang lalu ane nonton pagelarang wayang gan, live dari
kampus ane lho, IAIN Walisongo Semarang. Dalangnya Ki Enthus Susmono, dalang saka
Tegal. Ada dalang dari Tegal yang akan tampil di universitas ane, ane bangga
setengah mati. Padahal sih beliau gak kenal juga sama ane.
Pagelarang wayang ini terselenggara kerjasama ikatan alumni IAIN
Walisongo dengan Depkominfo. Yang bikin
lebih sangar, pas pagelaran itu, orang-orang keren pada datang. Bibit Waluyo
(Gubernur Jateng bro), Hendi (Walkot Semarang), Prof Muhibbin (Rektor IAIN
Semarang) beserta pembantu rector pada dating tuh gan. Ga ketinggalan jajaran dekanat
dari tiap fakultas pun tampak hadir. Berada dilingkungan yang dikelilingi
orang-orang hebat membuat ane bangga tingkat kecamatan. Yah meskipun mereka
duduk dipaling depan, Sementara ane duduk dipaling belakang, jaga mesin diesel.
Harapan awal saya adalah ki Enthus membawakan wayang golek
Udud Dulu, Klupit, dan Slentheng. Tokoh wayang itulah yang paling bisa membuat
tertawa semua pihak. Yang paling bikin rame ya tokoh golek Udud Dulu. Ia
merupakan tokoh wayang golek ciptaan Ki Enthus yang disetting agar bisa udud
(merokok). Sebatang rokok menyala kemudian ditempelkan di mulut golek yang
emang monyong, setelah dilepas akan keluar asap dari mulut golek itu. (lebih
lengkap coba disini )
disela-sela jaga diesel |
Namun apa yang terjadi ternyata tidak. Seperti kata orang
bijak, kadang kala ekspektasi berbanding terbalik dengan realita, dan
kita harus menerimanya. Harapan tinggal harapan. Ki Enthus tidak membawakan
wayang golek, tetapi wayang kulit. Rasanya kok kayak di-PHP-in. sebentar..sebentar..ini
kenapa ane jadi labil gini sih.
Tapi yah,itulah realitanya, Ki Enthus membawakan lakon wayang kulit full, dari jam
20.00 sampai subuh. Ane sih ga nonton full. Jam 03.30 ane pulang leagi ke
apartemen. Ada pertandingan bola soalnya.
Btw itu dulu yg dapat ane tulis. Iya Semrawut, ga penting
lagi, ane juga tau kok. Gapapa ane akan berusaha menulis lebih baik lagi. So, I
hope I’ll be keep writing in this space, apapun itu.
Dikejar deadline, ditelpon dosen, dan nonton pagelaran wayang
Reviewed by TomiAzami
on
06:14
Rating:
No comments:
mau main balik gimana wong alamatmu gak ada