Miskin Boleh, Sukses Harus
Dibalik sosoknya yang gaul dan murah senyum ternyata M.Rikza Chamami (33) memiliki masa
kecil yang cukup getir. Lahir di perkampungan Home Industri Sandal di desa
Krandon kecamatan Kota kabupaten Kudus menempa Rikza menjadi pribadi yang kuat
sejak kecil.
Rikza yang lahir dengan nama Muhammad Rikza
sejak kecil berada di lingkungan yang masih memegang teguh prinsip tradisi Jawa.
Imbasnya, Rikza yang memiliki weton yang sama dengan ibunya harus “dibuang”. Akhirnya
Rikza kecil pun diasuh oleh simbahnya, Saudah. “Katanya sih biar gak bertengkar
terus dengan ibu”. Tutur pria yang berweton kamis kliwon.
Namun hal itu tidak berpengaruh besar kehidupan Rikza, toh
sehari-hari ia masih bisa berkumpul bersama ibunya. Sama seperti kebanyakan
anak kecil, Rikza pun gemar bermain. Permainan yang sering ia mainkan adalah permainan
tradisional seperti gobag sodor, benthik, setinan, dll. Yang membedakan Rikza kecil
dengan anak lainnya adalah kecintaannya pada ilmu. Sejak kecil Rikza sudah
semangat mencari ilmu seperti mengaji dan menghadiri beberapa pengajian. Rikza juga
sudah sering diajak sowan ke kyai-kyai dan ziaroh.
Pria kelahiran Kudus 20 Maret 1980 selalu ingat didikan
orang tua yang selalu menerapkan hidup dengan berprinsip tirakat. Yakni hidup
sederhana, tidak bermewah-mewahan, dan bersaudara dengan siapapun. “hidup itu
harus tepo sliro”. Tutur anak dari pasangan Chamami Tolchah dan Masfiyah.
Pekerjaan orang tuanya yang hanya wirausaha
sandal imitasi di pasar Kliwon semakin memotivasinya berjuang untuk kehidupan
yang lebih baik. Ia memiliki prinsip yang selalu ia pegang teguh. “Miskin
boleh, sukses harus”.
Prinsip yang terus ia pegang teguh itu akhirnya membawanya
kepada keberhasilan. Dalam waktu kurang dari empat tahun ia berhasil
menyelesaikan kuliah S.1 dan mendapat predikat mahasiswa terbaik di Jurusan
Kependidikan Islam. Skripsi yang disusunnya berhasil mendapat penghargaan
Skripsi Terbaik dalam Puslit Award. Pasca lulus S.1, ia mengambil kuliah
Program Pascasarjana di IAIN Walisongo Program Studi Pendidikam Islam. Hanya
dalam waktu dua tahun ia berhasil menyandang gelar Master Studi Islam
(MSI)—dengan predikat cumlaude dan sebagai mahasiswa terbaik S.2 Program Studi
Pendidikam Islam.
Keberhasilan dibidang akademik berlanjut kepada keberhasilan
dibidang karir. Sekarang sehari-harinya Rikza mengabdi menjadi dosen di
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Rikza kecil anak tukang sandal kini telah
bertransformasi menjadi dosen yang disegani. Memang usaha keras itu tak akan
mengkhianati. “Karena kemiskinan bukan penghalang mencapai kesuksesan.”Ungkap
pria penggemar Chelsea FC tersebut.
Miskin Boleh, Sukses Harus
Reviewed by TomiAzami
on
21:50
Rating:
No comments:
mau main balik gimana wong alamatmu gak ada