Pekan Kondom Nasional? Pertimbangin Alasan Ini Dulu
*postingan ini harusnya dipublish beberapa hari yang lalu,
tapi terkendala masalah koneksi internet*
Akhir-akhir ini publik kita digegerkan oleh kebijakan yang kontroversial,
pekan kondom nasional. Pekan kondom nasional ini ceritanya merupakan kebijakan pemerintah,
melalui menteri kesehatan, sebagai wujud pencegahan penularan virus HIV/AIDS.
Acara ini diwujudkan dengan membagi-bagikan kondom gratis kepada khalayak
ramai. Iya khalayak ramai, ruang publik, bukan dibagi buat para lelaki hidung
zebra, tapi dibagi ruang public. Penerimanya jelas, gak cuma yang udah menikah
aja, para bujangan alias kaum jomblo juga pasti dapat.
Kebijakan ini menuai protes keras dari banyak kalangan.
Mungkin mereka protes karena gak ngerti cara make kondom. Bagi-bagi tok
gada tutorialnya. Hehe. Bercanda. Tapi serius, masalah ini banyak mendapat
perhatian dari orang-orang, kondom aja berhasil mendapat perhatian, masa kamu
engga?
kenapa pekan kondom nasional banyak diprotes? Kan bagus
sedekah dari pemerintah? Iya sedekah kok kondom.
Ada beberapa hal yang menurut ane, pantas untuk dijadikan
alasan untuk menolak cinta pekan kondom nasional. Tentu tidak ada kata-kata
“maaf sebaiknya kita berteman saja.”
bu Menteri nyampe di edit gini. sumber |
Melegalkan Free Sex
Gunanya kondom buat apa sih emangnya. Bagi yang belum
ngarti, kondom itu buat mencegah kehamilan. Soalnya spermanya ditampung tuh di
kondom. Jadi kondom itu kaya baju buat titit. Digunakan kalau mau berhubungan
sex. Berarti kan kesannya kaya membolehkan free sex.
klik sumber |
kesannya tuh ketika
nyebari kondom sambil ada kata-kata “udah santai aja free sex gak papa asal
pakai kondom, dijamin aman dari HIV/AIDS dan gak bakal hamil.” GILA BANGETT.
Kecuali diberikan sama pasutri yang lagi ikutan KB, itu sih gak masalah.
Nilai Moral Dipertaruhkan
Sebagai umat beragama tentunya free sex gak dibolehin dong.
Ditambah bangsa kita termasuk bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketimuran,
yang menjunjung tinggi adab dan norma kesopanan. Lha kalau ada acara ginian,
free sex bakalan meraja lela. Bukannya suudzon, tapi kalau dikasih kondom
gratis masa iya gak pengin dicoba, apalagi ada pasangan yang belum resmi dan
dia mau. Hayoo. Yah semoga mereka yang dapet kondom imannya kuat. Aamiin.
Berkurangnya Pernikahan yang Sakral
Agama apapun pasti mengarahkan menuju hal baik. Umatnya
diatur sedemikian rupa biar menjadi pribadi yang beradab. Termasuk berhubungan
sex. Agama mengatur, nikah dulu baru kawin. Lha kalau nikahnya karena akibat
dari kawin, hamil diluar nikah, jadi gak begitu sakral pernikahan yang kaya
beginian. Kaya semacam formalitas dan nutupin malu doang.
Kondom Bukan Solusi Penularan HIV/AIDS
Seperti yang udah dibahas di point pertama, kondom hanya
untuk mencegah kehamilan. Yap, kondom hanya “JASmani” bukan solusi. Kondom
bukan solusi menurunnya angka HIV/AIDS, kalau iya menurun, muncul masalah baru.
Hilangnya norma kesopanan pada bangsa ini.
saya kurang yakin kondom satu-satunya solusi pencegahan HIV/AIDS. sumber |
Nah, kalau kondom bukan solusi pencegahan penularan HIV/AIDS,
terus solusinya apa dong?
Yah bukannya ane menggurui ibu Menteri yang terhormat atau
orang-orang kementrian kesehatan. Ane yakin kok ibu menteri sama orang-orang
kemenkes pada pinter-pinter semua, pinternya ngalahin ane jauh banget malah.
ane hanya urun saran. Yah namanya saran, boleh diterima boleh enggak
dong.
Akhlak dan Moral yang Baik Harus Ditanamkan Sejak Kecil
Seperti yang dikatakan orang-orang kesehatan, golden age
adalah masa paling penting balita. Masa kanak-kanak juga gak kalah penting.
pada masa ini, anak mau dijejeli apapun pasti akan masuk dan gak bakalan
lupa. Gak percaya, coba kita bareng-bareng nyanyi “lingkaran kecil,
lingkaran kecil, lingkaran besar”, pasti jadi gambar kaya gini.
gambarnya legenda. sumber |
Terus
ketika kita juga pasti bisa dan apal gambar pemandangan kaya begin
gambar legenda juga. sumber |
itu pelajaran TK jon. Masih ingat kan? Nah berdasarkan itu akhlak dan moral
yang baik juga harus ditanamkan sejak kecil. (padahal yang ngetik belum punya
anak kecil, banyak omong lo)
Jauhi Free Sex
Bukan hanya dijauhi tapi harus ditinggalkan. Jauhi juga faktor-faktor
yang menggiring menuju free sex. Pacaran tuh biasa-biasa aja, gak usah
nyrempet-nyrempet ke arah yang ujungnya free sex. Cukup sms-an dan nelpon “lagi
apa?”, “udah makan belum?” “jangan lupa makan”, “jangan lupa kentut”. Atau
makan bareng juga gak papa, bareng yang lain, rame-rame maksudnya, ntar kan lumayan
bayarnya iuran. lagian Free Sex itu kata pak Ustad dosa. Kalau kira-kira gak mampu pacaran yang sehat, ya jangan
pacaran. Kaya ane gini, gak pacaran. *padahal gak ada yang mau*
ingat kaya patrick. sumber gambar |
Pendidikan Sex
Ini paling penting, pendidikan sex harus disosialisasikan ke
ranah publik sesuai dengan umurnya.
Dijelasin juga akibat dari free sex, kalau perlu ditakut-takutin kaya
gini
“ntar kalau kalian free sex bakalan kena raja singa”
“keren dong singa”
“tititnya kaya singa kok keren”
Atau begini,
“ntar kena sipilis, sipilis ini bukan sodaranya
shipudden Naruto, atau sephia. Sepilis lebih mengerikan dari pocong yang bisa
berjalan”
Pilih Pergaulan yang Bener
Dulu, pas SD kita sering dicekokin kalau mau berteman jangan
pilih-pilih. Sekarang kita hapus memori itu. itu kata-kata yang ambigu, mertuanya
Dian Sastro, ambiguna sutowo. Jaman sekarang kita kalau mau berteman kudu
pilih-pilih. Dia anaknya bener gak? Kira-kira bakal bawa kita ke arah positif
apa negative? Bayangin juga ekspresi kekecewaan dari orangtua kita kalau kita
sampai jatuh ke pergaulan gak bener. Teliti gak cuma ketika mau memilih
pemimpin, mau berteman juga kudu teliti. Kan ada tuh orang bijak bilang “kalau
kau mau menilai seseorang itu baik atau engga, lihatlah siapa teman-temannya.”
Untuk yang Sudah Menikah, Setia Sama Pasangan
Yah buat pasangan yang udah menikah, jangan suka “jajan
sembarangan” deh. Udah itu aja.
Yap itu tadi pandangan ane terhadap fenomena bagi-bagi
kondom gratis. Saran lagi nih untuk kaum yang menolak, cara menolaknya juga
harus elegan. Jangan ngrusak fasilitas umum atau menghambat orang-orang yang
mau pake fasilitas umum. Untuk yang setuju mmm mungkin dipikirin lagi takutnya
kondom itu disalahgunakan. Kalau ane sih, sesuai judul diatas, ane sangat
setuju pekan kondom nasional, KALAU ditiadakan. iyalah. hal kaya begini semakin membuat ruwet Indonesia saja.
SBY sampai pusing mikirinnya. sumber |
Masih banyak kok cara lain
dalam upaya pencegahan penularan virus HIV/AIDS. Penderita HIV/AIDS juga gak
boleh diasingkan, kan dia juga warga Indonesia, bukan warga asing.
Selamat hari HIV/AIDS, semoga semakin sedikit yang tertular virus
ini.
Pekan Kondom Nasional? Pertimbangin Alasan Ini Dulu
Reviewed by Tomi Azami
on
17:26
Rating:
gue juga gak abis pikir.. kenapa pemerintah itu peduli nya dominan kepada sama 'orang-orang-yang-berbuat-demikian' bukan malah mencegah terjadinya 'hal-demikian'..
ReplyDelete*if you know what i mean..
*iknowwhatyoumean* setuju. mencegah sih mencegah, tapi mencegahnya salah. gatau deh apa yang dipikirin ibu mentri
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete