Behind the Scene Postingan yang Lalu

Udah berapa minggu nih gak ada post baru. Udah ganti bulan malah. Payah. Mau alasan apalagi lu. Tugas banyak? SKS padat merayap kaya jalanan pas liburan?

Hhhh~

Main ngilang aja lu, Tom, setelah postingan sebelumnya bikin geger dunia persilatan lantaran membahas hal anti mainstream. Sesuatu yang sensitif, tabu, dan tidak untuk diperbincangkan, apalagi dikupas secara tajam. Setajam kata-kata perpisahan darinya. (Wiranagara:2015)

Lah udah kaya makalah aja ada innotenya.

Oiya bagi yang belum baca, silahkan klik disono. Disarankan tidak habis makan, atau setelah makan, apalagi sedang makan. 

Hmm… mau bahas apalagi ya. Belakangan ini kayaknya jadi kering ide. Semakin hari semakin banyak pertimbangan kalau mau ngepost sesuatu. Setelah blogwalking berkelana kesana sini, gue berguman sendiri, “postingan mereka bagus-bagus ih.”

Belum lagi bisikan-bisikan yang semakin hari semakin intens mampir. “Ini di post gak yah?” “ini enaknya dipost gak yah?” “Kalau ini di post pantes gak yah?” “Ah jelek banget masa gini doang di post,” dan suara-suara sumbang dari telinga kiri terus berdatangan. Telinga kanan juga sih.

Termasuk ketika nulis postingan sebelum ini, yang tentang wc mampet dibubuhi eek itu. Sempet mikir, ini pantes gak sih kalau dipost? Masa postingan bahasnya eek. Belum lagi kalau gue blogwalking, belum ada yang bahas eek. Ini kalau gue post bisa jadi kontroversial kaya Fathar Asbak gak ya.

Kekhawatiran juga muncul karena blog bisa dibaca siapapun. Dan siapa tahu postingan gue dibaca sama pak Rudiantara, Menkominfo kita. Ya kan sapa tau.

Sebelum beraktifitas, beliau sarapan bareng keluarga dengan khidmat. Terus nyambi mainan hape, eh nyasar ke blog gue. Tepat suapan kelima, disertai beberapa butir nasi uduk yang jatuh dari sendok, beliau gak sengaja baca postingan gue. Hapenya langsung ditaruh dimeja, menyandarkan tubuhnya ke kursi, gak jadi sarapan, badmood seharian.

sarapan duls, pak

Istrinya lihat ekspresi Pak Rudiantara cemberut bertanya. Pak Rudi menjawab dengan pandangan mata ke arah hape di atas meja. Sang istri mengambil hape tersebut, lalu membacanya. 3 detik kemudian istrinya ikutan enek.

Anaknya yang ngintip pas ibunya baca juga ikutan enek. Pembantunya setelah ngebantu menuangkan air ke gelas Pak Rudiantara dan istri, karena iseng cari tahu penyebabnya, ikutan eneg. Pak RT juga ikutan eneg. Ini kenapa Pak RT ikut sarapan di rumahnya Pak Rudiantara.

Akhirnya Pak Rudiantara memerintahkan stafnya buat cari gue lebih lanjut. Beliau memerintahkan agar blog gue diblokir sama kaya Netflik dan (nyaris) Tumblr. Katanya Tumblr mau diblokir gara-gara memuat unsur pornografi. Padahal gue taunya Tumblr itu isinya puisi dan gambar art. Berkat Pak Rudiantara gue jadi tahu. Terima kasih, pak.

Dengan SDM yang mumpuni, staf Pak Rudiantara nemu gue dengan cepat. Gue dicekal dan dituntut UU ITE. Stasiun TV ramai memberitakan. Koran berlomba menjadikan halaman pertama. Gue diundang di Mata Najwa. Gue deg-degan. Gue coba nyicip White Kopi yang biasanya ada di atas meja. Ajaib deg-degan gue ilang. Wetkopi emang gak bikin deg-degan. Belum lagi gue ngerasa kaya Lee Min Ho.

Berkat postingan itu, gue sama dan sejajar dengan Lee Min Ho. Sama-sama ngopi Wetkopi. Keren.

Gue yakin Lee Min Ho kalau bikin wetkopi di kosan ngaduknya juga pake bungkus sachetnya.

ena juga kalo diaduk pake bungkusnya

Selain itu, gue juga harus menghadapi FPI karena dianggap tidak bermoral. Membahas hal yang tidak sepantasnya. Berhubung rumah gue jauh dari Jakarta, di desa.

Lho anak desa kok ngomongnya ‘gue?’

Nggak papa, biar belagu. Nyela aja lu, kaya politisi pas debat.
Berhubung desa gue gak ada cabang FPI-nya (kayaknya) akhirnya mereka bingung mau sweeping apa, akhirnya mereka sholawatan. Sambil berdoa biar Indonesia jaya. Jadi berkah. Aamiin Ya Allah~

Kejutan muncul lagi, gue dihubungi sama FBI. FBI menganggap gue memiliki kemampuan memperhatikan hal kecil secara detail dibanding orang kebanyakan. Kebanyakan orang mungkin lupa. Justru hal kecil bisa jadi petunjuk besar. Begitu kata Conan. Gak tau juga sih Conan beneran ngomong gitu apa gak. 

Gue ditawari buat dilatih FBI agar skill gue, dalam memperhatikan eek hal kecil, semakin tokcer. Gue diasah, dicaci, dimaki, dan dibentak bentak. Hoi! Lah kaya lagunya anak pramuka dan paskibra.

Beberapa bulan kemudian pelatihan gue selesai. Gue lulus dengan nilai tertinggi di kelas. Satu kelas isinya cuma gue doang. Gue akhirnya jadi ekspert di bidang merhatiin eek. Ditempatkan di divisi pencarian mencari tersangka dari peninggalan eek. Semacam sidik jari tapi eek, jadinya sidik eek.

Ini kenapa gue ceritain semua. Kan ini rahasia. Tugas agen rahasia itu jangan sampai orang lain tahu. Ya udah kalian yang terlanjur baca gue hipnotis biar lupa beberapa paragraf di atas. Tatap mata saya. *cetak* *bunyi tumbukan jempol dan jari tengah* *itu lho yang kaya Romi Rafael kalau ngehipnotis orang* *gerakan reflek jari kalau orang dapat ide sambil bilang aha*

Tapi serius berdasarkan statitik dari laman home blogger, postingan yang bahas eek dapat komen terbanyak. Saya terharu. Sepanjang saya ngeblog belum pernah dapat komen sebanyak itu. Saya jadi pengin ngasih sambutan sebagai shohibul bait.

Kok jadi pake saya?

Ya kan mau ngasih sambutan.

Ini postingan apa coba

Gue sendiri juga gak tau

Nah itu pakai "gue" lagi

Kan udah sambutannya

Hhh~~ mana pesan moralnya? Apa yang ku dapat setelah baca ini?

Gak ada. Kosong. Biksu Tong Sam Chong pernah berkata di suatu sore dengan angin semilir menerpa dedauan kering, “kosong adalah isi. Isi adalah kosong.”

Ya terus?

Terus apa? Udah gitu doang. Mau tahu tanggepannya Sun Go Kong?

astaghfirullah, postingan apa ini

Intinya apa bego?

Gak ada. Biasanya kan juga gak ada pesan moralnya.

Sia-sia nih.

Emang. Beberapa menit dalam hidupmu hilang dengan sia-sia. Terima kasih sudah buang waktu dan kuota. Semoga hidupmu panjang umur dan berkah.

Sumur gambar

sini

sini

sini