Realita: Aku Tidak Peduli
Sebagai manusia yang baru saja mentas dari dunia padepokan
secara total, dan turun gunung untung menghadapi para pendekar di dunia
persilatan, agak shock juga sih melihat realita yang kuhadapi . Sebenarnya ya
antara kaget tidak kaget sih, toh jaman di padepokan, guru-guru atau senior sudah
pada bolak balik bilang kalau dunia nyata beda sama dunia padepokan.
Ada sedikit realitia pahit yang mesti saya hadapi di dunia persilatan. Rekan kerja tidak peduli seperti apa kondisimu, apa masalahmu,
atau apa yang tengah kau hadapi di luar sono. Mereka juga tidak memperdulikan jurus
apa yang diasah secara redundan. Ya emang gak bisa dipukul rata sih, mungkin
aja hanya aku aja yang ngalamin kejadian ini. Jadi izinkan aku bercerita...
Tidak bole~
Yauda nga mama. Aku tida peduli
Hiya hiya
Mereka, rekan dunia persilatan yang berinteraksi denganku, hanya
peduli lulusan mana aku. Jurusan apa yang tertera di ijazahku. Gelar apa yang
tersemat di belakang nama yang tertulis di transkrip. Seakan hal itu membutakan
mereka kalau aku emang gak bisa apa-apa.
Kebetulan aku terjerembab di jurusan agama (which is salah
jurusan) (nb. Akhirnya bisa pake which is, otw Jaksel nih)
Kalau jurusannya agama, dunia kerja menyimpulkan berarti tau
tentang agama. Segalanya. Semua-muanya. Aku sering ditanya mulai yang serius, kaya
Nabi Muhammad beneran menggigil pas dapet wahyu pertama, sampai yang remeh
temeh kaya itu yang jenazah masuk pengaduk semen, jaman para sahabat beneran ada kisah kayak gitu gak sih?
Hhhh~
Bahkan kalau ada acara apa gitu, pasti yang suruh doa ya
yang jurusan agama
SHIT! ZBL!
Halooo… Hampir 20 tahun aku sekolah formal, gak pernah ada
pelajaran yang ngasih tau, “hei anak-anak, ini adalah doa kalau mau potong
tumpeng setelah sukses menyenggarakan PPDB.”
Gak ada anjir.
Tapi ya, tanpa sadar aku juga ngelakuin hal yang sama sih. Harus
diakuin, akhirnya aku kaya lagi nyalain matic kalau staternya ngadat alias standar
ganda.
Tanya problematika hidup, sama yang jurusanya BK.
Tanya isu nasional terkini, sama yang jurusannya PPKN
Tanya sastra, sama yang jurusannya Bahasa Indonesia
Dan kalau mereka gak bisa jawab, gak jarang aku keceplosan, “masa
guru BK nga tau?” atau “lah gimana, katanya kamu jurusannya Bahasa Indonesia.” Atau
jawaban lain yang setelah keluar dari mulut, aku bergumam sendiri, “lah anjir,
apa bedanya aku sama mereka?”
sumber |
Harusnya kalau aku gak mau diperlakukan hanya berdasar
jurusan, ya aku juga gak menganggap orang lain dengan sudut pandang yang sama dong. Jangan serta merta kalau
ada persoalan atau wacana yang menyerempet sama jurusan tertentu, maka serta
merta dipasrahkan kepada jurusan itu juga.
Kayak kejadian saat akhir September yang panas. Ada kegiatan yang
mulai dirutinkan tiap jumat pekan terakhir, yakni siraman rohani saat pagi hari.
Tebak siapa yang disuruh mengisi?
Yoi bosku. Aqu~ aqu yang tida tau apa-apa ini.
Padahal yang jebolan pondok pesantren, berjejer. Yang public
speaking-nya jago, berterbaran. Yang lebih tau agama, berjubel. Kenapa mesti
saya sih yang suruh maju ceramah… hadehh.. akutuh ya jaman kuliah Cuma modal menjilat
duduk di depan sama pakaian rapi aja biar lulus mata kuliah. Dan itu kulakukan
dari awal sampai akhir kuliah L.
Akutu gak bisa ceramah
Tapi sekali lagi. Telinga dunia sengaja disumbat. Realita ya
gini~ mampus kau dikoyak real life
Ada lagi, saat pembagian menjadi Pembina sebuah
ekstrakulikuler. Kali ini gak usah tebak aku disuruh pegang ekskul apa yah.
Hmmm tapi biar terkesan tulisannya komunikatif yaudah deh.
Yak betul, ekskul macam rohis, rebana, hadroh berlari
mendekat. Aku mau lari, terikat. Mau menyambut pelukan, kok ya tida bisa.
Kalau dipikir-pikir, aku bisanya apasih goblo wkwkwkw.
Untung ada senior yang bisa nge-handle semuanya.
Pihak yang berwenang tempat aku kerja, gak Tanya selama
kuliah aku menekuni apa. Ya kalaupun Tanya ya sekadar talking shit aja.
Sebenarnya gak mama sih, selama aku mudeng dikit-dikit. Kecuali
aku suruh jadi Dewan Pembina Perbakin Cabang Tegal.
Nah itu gak bisa tuh, jangankan nembak. Deketin
aja aku gak mampu.
Biar tulisannya agak bijak dan terkesan ada yang
dipetik-apalagi setelah berbulan-bulan tidak ada tulisan baru baiklah akan aku tutup
dengan sedikit bumbu yang bisa diambil.
Inilah dunia persilatan yang sebenarnya. Realita. Kata kebanyakan
orang saat wisuda, “welcome to the jungle.” Selamat datang di dunia sebenarnya yang
lebih sering tidak ramah. Lah berarti aku jaman kuliah ada di dunia
genjutsu-nya Itachi emang? hadehh
Dunia sebenarnya tidak mentolerir keluhanmu. Tidak peduli kamu mau beralasan apa. Mereka hanya percaya pada sesuatu yang mereka ingin percayai. Kaya saya ini, jurusan agama yah akan
dianggap pinter soal agama dan tetek bengek yang menyertainya.
Padahal seringnya, apa yang diserahkan padaku, itu menjadi sesuatu
yang pertama kalinya juga aku menjalankanya. Yah ambil sisi positifnya, biar terkesan ada hikmahnya, itung-itung nambah pengalaman.
Sekaligus menjadi ajang untuk belajar lagi. Bukankah belajar itu kapanpun dan
di manapun? Bahkan di dunia kerja?
DOBOL KURO!!!!!
wlwlwllw
Realita: Aku Tidak Peduli
Reviewed by Tomi Azami
on
22:25
Rating:
Mencari yang sejiwa emang sulit sih kalo di tempat kerja, ya bodo amir sih yaaa karna udah welcome to the jungle, orang mikirnya gitu udah pada individualis wkwkwk
ReplyDeleteRealitamu masih dalam jalur yang benar bung dari pada gua. Lau Kuliah guru agama, kerjanya ya disekolah ngajarnya agama pula, jadi pendamping rohis, penceramah. Tepat sasaran. Lah gua,, kuliahnya kimia diangkringan ditanya kenapa esteh bisa mencair ya dan air gelasnya merembes sampe keluar.. mentang-mentang guanya lulusan kimia tanyanya absurd abis dr tulang angkringannya. Mending gua ditanya xiomi note 5 pake prosesor apa. Gua jawab.. Soalnya zaman nabi, sahabat, para wali tidak pernah ada pertanyaan seperti itu.. hiya hiya
ReplyDeleteBROKER TERPERCAYA
ReplyDeleteTRADING ONLINE INDONESIA
PILIHAN TRADER #1
- Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
- Sistem Edukasi Professional
- Trading di peralatan apa pun
- Ada banyak alat analisis
- Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
- Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......
Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!
Mantap Tom, setelah terjun ke dunia sesungguhnya kebanyakan mereka emang nggak mau tahu ya. Main tunjuk aja tanpa nawarin dulu. Mereka emang taunya kita lulusan mana ya berarti kita mudeng kalo ditunjuk di bagian tertentu misalnya.
ReplyDeleteIntinya ya mau gak mau dijalanin sih, mau gimana pun gemeternya kita, mereka ga mau tau, kita sendiri yang harus buktiin kalo kita bisa